KEKUATAN SEBUAH IMPIAN
Pada tahun 1987 saya lulus SMA
dan tidak lulus SNPTN ke UI. Saya memutuskan untuk mengikuti kursus Bahasa
Inggris di sebuah kursus kecil di Depok. Setelah tiga bulan mengikuti kursus
malah diminta untuk membantu mengajar di kursus tersebut hingga akhirnya saya
memutuskan untuk mengambil jurusan Bahasa Inggris di Sebuah Akademi Bahasa
Asing di Jakarta.
Singkat cerita akhirnya saya
mengajar di sebuah institusi ternama di Jakarta setelah mengikuti Pelatihan
pengajaran Bahasa Inggris dan ternyata saya sangat menikmati dunia Pendidikan.
Banyak hal yang membuat dunia pendidikan ini sangat menarik salah satunya
kemampuan komunikasi saya meningkat bersamaan dengan ‘impian’ saya unruk
menjadi Dosen padahal saya hanya lulusan D3.
Impian tersebut seakan meredup
setelah saya menikah dan dikaruniani dua orang anak. Cahaya impian itu hanya
kecil tapi sering kali timbul dalam pikiran saya yang masih haus akan ilmu dan
pendidikan. Karena seringnya hadir dalam pikiran saya, akhirnya cahaya redup
itu kembali terang dan membakar jiwa saya kembali.
Setelah lebih dari sepuluh tahun
mengabdi di Institusi tersebut akhirnya saya memutuskan untuk mengundurkan diri
dan pindah ke institusi lainnya karena mereka memberikan saya dispensasi khusus
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1. Setelah S1 selesai mereka
menawarkan saya lagi untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan tawaran itu bagaikan
menambah bahan bakar mimpi saya tersebut dan semakin mendekatkan ke impian saya. Selain itu
tawaran ini membuat saya lebih bersemangat karena ‘impian’ saya sudah berada di
depan mata.
Ya, dari kampus dimana saya
mengambil pendidikan S2, Saya mengenal banyak profesor yang sangat hebat dan
mengajar di UI juga. Dari merekalah saya mendapatkan informasi bahwa UI
membutuhkan dosen Bahasa Inggris paruh watu untuk beberapa fakultas. Saya
memutuskan untuk melamar dan diterima mengajar di kampus tersebut. Hanya ucapan
‘Alhamdulillah’ yang bisa keluar dari mulut say. Akhirnya saya bisa mengajar di
kampus impian saya walaupun hanya sebagai dosen paruh waktu. Ini sangat
membanggakan. Setelah itu datang tawaran dari kampus lain dan saya menerima
salah satunya.
Ternyata setelah satu mimpi
tercapai pikiran saya menciptakan mimpi lainnya. Kamu harus bisa mengajar di
sekolah formal dan menjadi kepala sekolah di tempat tersebut. Ya saya fokus
dengan itu. Saya melanjutkan lagi pendidikan saya tapi bukan S3 tetap S2 tapi
jurusan pendidikan Bahasa Inggris agar bisa lebih lancar masuk ke sekolah
formal. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah saya bisa menyelesaikan M.Pd
yang merupakan tiket saya ke mimpi berikutnya.
Dengan pengalaman beberapa tahun
menjadi direktur pendidikan di institusi informal dan M.Pd saya, akhirnya
impian kedua tersebut tercapai juga. Apakah ‘mimpi saya berakhir? Ternyata tidak.
Pikiran saya saat ini menantang ke mimpi berikutnya yaitu S3 akan tetapi saya
harus menekan impian itu sementara waktu karena kebutuha rohani saya lebih
penting saat ini.
Semua yang telah saya capai ini terjadi
karena seizin Allah, tapi saya sendiri kurang mempelajari ilmu yang mendekatkan
diri kepadaNya. Alangkah tidak tahu malu diri saya ini. Ternyata Mimpi saya
yang dari hati saat ini lebih kuat dan saya harus melakukannya sebagai tanda
syukur saya atas karuniaNya.
Alhamdulillah Ya Allah
Mr. Sai
MashaAllah... Good for you Mr. Sai, and I wish you success in all of your future endeavors. InshaAllah...
BalasHapusSalam,
Nadiya
Keren... Alhamdullilah...
BalasHapus"Beranilah bermimpi yang tinggi dan buktikan apa yang akan terjadi..." :)