Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

MANFAAT MENULIS

Sudah berapa lama kita meninggalkan bangku kuliah? Lalu kita lanjutkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan profesional baik sebelum bekerja maupun setelah bekerja. Sebagai pendidik banyak dari kita yang hanya berbagi ilmu dengan siswa-siswa kita sendiri. Ada sebagian lagi yang berbagi dengan sesama rekan guru dari sekolah sendiri dan sekolah lain. Ini masih bisa dibilang ruang lingkupnya kecil sekali. Tidak inginkan kita berbagi ilmu dengan orang-orang yang tidak pernah kita jumpai, yang tinggal di daerah lain di Indonesia atau yang berada di belahan bumi lain? Tidak inginkah kita menjadi lebih bermanfaat lagi bagi diri kita sendiri dan orang lain? Bagaimana caranya supaya bisa lebih berguna untuk orang lain? Ya menulis. Menulis merupakan salah satu sarana untuk menjadikan kita manusia yang lebih bermanfaat. Banyak sekali orang di luar sana yang sedang memiliki banyak masalah dan sedang mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ada orang-orang yang senang berta

I HAVE FALLEN IN LOVE FIVE TIMES WITH THE SAME WOMAN

It’s been 23 years since I proposed you in the hand of marriage.  Time flies and we can’t feel it. We have two grown up kids who have their own activities. We go back to the time when there were only two of us. That was the time that I never forget. We had met six years before I proposed you. I stopped by at my friend’s house, Batoro. You attracted my attention; I did not want to wait until the next day. I was quite sure with my vision. Yes, you are the one. I told you that I liked you and wanted to be your boyfriends. You did not answer immediately but I know it was ‘YES’ and I did not have to ask you twice. We went through a lot of challenges since then. You never complained whatever situation we were in. My motor cycle broke down so we had to push it a long Jl. Margonda. I did not have enough money to buy drink for both of us in Bogor so I bought only a bottle of teh botol. Even I did not have the money to buy the tickets to enter Botanical Garden. You did not complain. You e

ADA YANG BERBEDA

Pagi ini 1 Syawal 1441 H, Hal yang tidak biasa terjadi di lingkungan kami. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, malam takbiran diwarnai oleh ramainya masjid dan Mushollah di sekitar komplek kami dengan gema takbir tapi kali ini hampir tidak ada. Sekali-sekali kami mendengar suara petasan di kejauhan. Tak ada satu rombongan anak muda pun yang lewat depan komplek kami medorong gerobak lengkap dengan beduknya. Saya bangunkan istri dan anak-anak untuk shalat Ied di rumah. Istri saya menyiapkan sajadah di ruang depan untuk imam dan di ruang tengah untuk ma’mum. Maklum ruang tamu kami kecil. Ya beberapa hari ini saya belajar untuk menjadi imam shalat Ied untuk keluarga saya sendiri. Seorang teman di kantor, Ustadz Nanang Jamachsari, Lc telah membimbing siswa-siswa dan guru-guru di sekolah kami untuk bisa menjadi imam bagi keluarga mereka sendiri. Setelah selesai shalat Ied, ada lagi sesuatu yang kami rasakan janggal. Lingkungan kami tetap sepi. Tak ada satu orang pun yang berkelili

POLIGAMI

Sudah menjadi kewajiban bagi ummat Islam untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan tuntunan hidup yang lengkap untuk kita dalam menjalani kehidupan ini. Sampai hal-hal terkecil, seperti adab ke toilet, bolehkah kita berbicara di dalam toilet dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi yang sering kita lihat dan tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah ‘poligami’. Banyak kaum laki-laki ummat islam selalu mengatakan ‘sunnah Rasul’. Ya benar, memang Agama Islam mengizinkan kaum Adam untuk memiliki istri maksimal empat. Tapi mereka harus memenuhi syarat-syarat yang diminta. Mampukah kaum Adam? Selalu jawabannya MAMPU. Beberapa waktu yang lalu saya menyaksikan acara di televisi, ada seorang laki-laki memiliki tiga orang istri dan mereka rukun-rukun saja. Banyak juga dari laki-laki lain yang berkomentar ‘beruntung sekali laki-laki tersebut’ atau ‘andaikan istriku mengizinkan aku untuk memiliki istri satu lagi’. Banyak kaum Adam yang ingin memiliki istri lebih dari satu d

PERSIAPAN MENULIS

Pada saat tulisan pertama sampai ke sepuluh saya menulis tanpa mempedulikan kaidah-kaidah penulisan. Saya hanya fokus pada apa yang ingin saya tulis. Tujuannya adalah agar ide tersebut mengalir apa adanya tanpa hambatan. Karena pada saat saya berpikir apakah tanda bacaannya sudah benar apa belum? Ide saya terhenti dan saya harus mengingat-ingat kembali apa yang ada dalam pikiran saya. Ini sangat mengganggu saya dalam proses penulisan. Pada saat itu saya hanya ingin menulis tanpa beban. Tapi seiring dengan waktu, kemampuan menulis saya bertambah dan keinginan menulis berdasarkan kaidah-kaidah penulisan menjadi tuntutan tersendiri bagi saya sehingga saya harus mempersiapkan segala sesuatunya sebelum saya benar-benar duduk di meja kerja dan mulai menulis. Ternyata persiapan ini sama sekali tidak menjadi beban untuk saya.   Malahan persiapan-persiapan yang saya lakukan ini  menambah wawasan dan pengetahuan saya dalam menulis, seperti; diksi dan konten tulisan yang akan saya tulis. Berikut

TIGA BULAN DIJAMIN LANCAR BAHASA INGGRIS

Saat ini kemampuan menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sudah menjadi suatu keharusan di Perusahaan Multi Nasional. Apabila tidak bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris , a nda akan tersingkirkan. Bahkan  salah satu syarat untuk mengikuti seleksi PNS sertifikat TOEFL menjadi salah satu syarat nya . Keadaan ini dilihat sebagai peluang yang menjanjikan bagi pengelola kursus Bahasa Inggris yang ada di tanah air. Selain dari itu tenaga pengajar yang tersedia juga cukup banyak baik yang dari jurusan Bahasa Inggris maupu n dari jurusan lain terlepas dari masalah k ualitas guru ters ebut . Di beberapa kota besar persaingan ini cukup ketat sehingga para pengelola ku r sus harus berpikir keras bagaimana caranya supaya dapa t menjaring siswa sebanyak mungkin. Kata - kata yang indah dan menjanjikan sebenarnya sah - sah saja dalam beriklan karena tidak ada kecap nomer 2 di dunia . Semuanya nomer satu. Akan tetapi ada satu yang sangat menggeli tik mata dan kuping sa

MENULIS UNTUK KEPENTINGAN MENULIS ITU SENDIRI

Suatu hari saya membaca pengumuman sayembara menulis dengan Hadiah Rp. 5.000.000 dan jalan-jalan ke Singapura. Saya mencoba menulis sesuai dengan topik yang diminta. Ya, saya dapat menyelesaikan tulisan tersebut dalam waktu tiga hari. Saya membaca tulisan saya sendiri berulang kali lalu merevisi nya lagi tapi tetap saja tulisan tersebut tidak menarik, membosankan. Saat itu saya tidak tahu kenapa? Tapi sekarang saya tahu motif saya untuk mendapatkan juara dan hadiah sangat mempengaruhi pikiran saya saat itu. Apakah itu salah? Tentu tidak karena itu sangat manusiawi. Tapi sebagai pemula sudah seharusnya saya fokus pada isi dari tulisan tersebut. Ada yang saya tidak  sadari saat itu yaitu ‘TOPIK’ nya di luar jangkauan ilmu dan minat saya. Saya merasa tidak yakin atas informasi yang saya ingin sampaikan dalam tulisan tersebut. Karena informasi yang benar datang dari orang yang tepat. Menulis merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa dan juga merupakan ketrampilan bahasa

SEKOLAH YANG TAK MEMBEBANI

Hampir seluruh sekolah yang ada di Republik ini mengejar prestasi akademik agar menjadi tujuan tempat belajar generasi penerus. Apalagi sekolah swasta, mereka harus benar - benar unjuk gigi dalam bidang ini untuk menarik siswa sebanyak mungkin. Pada saat pertama kali saya diberikan kepercayaan untuk memimpin Sekolah SMP/SMA Highfield Cirebon, hal ini pula yang ada dalam pikiran saya. Siswa - siswa Highfield harus meraih prestasi akademis setinggi mungkin. Akan tetapi setelah saya mengenal para siswa, saya harus melupakan ambisi tersebut. Bukannya karena tidak mampu tapi karena menghargai keberagaman kemampuan dan bakat siswa. Mengenali minat dan bakat siswa adalah hal pertama yang harus saya dalami. Hanya butuh waktu dua bulan saya bisa mengenal mereka satu persatu. Saya harus mengetahui tujuan hidup mereka. Saya harus memahami latar belakang mereka. Secara akademis hanya beberapa siswa yang sangat baik. Tapi ada sesuatu yang luar biasa tersimpan di dalam diri mereka dan ini belu

SIAPA BILANG MENULIS ITU ASYIK

Saya masih ingat betapa berat dan sulitnya menulis skripsi S1. Saya begitu terbebani dan takut tidak bisa menyelesaikan skripsi itu. Setelah itu lanjut ke S2 Linguistik Atmajaya dengan pembimbing Almahum Prof Soenjono Darjowidjoyo. Kali ini Saya tidak bisa menyelesaikan thesis saya padahal tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan M.Hum. Saya tidak mau berpurus asa. Dua tahun kemudian saya mengambil S2 lagi di Unindra dan saya mulai menulis dan mengumpulkan data sejak semester satu dan hampir gagal pula. Yang menyedihkan adalah nilai setiap mata kuliah yang saya ambil selalu bagus. Tapi saya tidak bisa megekspresikan buah pikiran saya dalam bentuk tulisan. Kepala ini seperti penuh dengan berbagai macam beban. Akan tetapi selama dua minggu ini saya menulis apa yang saya ingin tuliskan tanpa beban dan tanpa target. Yang ada hanya kesenangan. Yang ada saya hanya ingin menumpahkan apa yang saya pikirkan dalam bentuk tulisan. Sesuatu yang hampir tidak pernah saya lakukan sebelumnya. Seb

Mental Kepiting

Pada saat saya tinggal di Cirebon, saya senang sekali mengunjungi desa nelayan di Celancang. Saya bisa beli ikan segar dengan harga murah, termasuk kepiting. Siapa yang tidak tahu kepiting yang merupakan salah satu menu seafood favorit. Kepiting yang berjumlah kurang lebih 10 ekor dimasukkan ke dalam keranjang dan ada satu yang berusaha untuk keluar dan melarikan diri dan selalu gagal. Kegagalannya bukan karena usahanya akan tetapi disebabkan oleh teman-temannya yang selalu menarik dia kembali ke dalam keranjang tersebut.   Adakah kejadian ini dalam kehidupan kita? Ya, setelah mengamati dan mencari informasi yang sahih ternyata hal ini bisa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yaitu di lingkungan sekolah dan kerja. Ada siswa yang cukup rajin dalam mengerjakan tugas sekolah dan selalu selesai paling dahulu dan pada saat dia ingin menyerahkan hasil kerjanya banyak dari teman-temanya mengatakan ‘nanti saja bareng-bareng, kita juga belum ada yang selesai.’ Jadilah siswa ters

Covid 19: Diskon Uang SPP

Di masa pandemik ini Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran agar para siswa tidak datang ke sekolah untuk menghindari penyebaran Covid 19 yang lebih parah lagi. Sebagai gantinnya mereka harus belajar dari rumah atau istilah kerennya HBL. Untuk mendukung HBL ini baik guru maupun siswa harus memiliki gawai yang dibutuhkan dan bisa menggunakan aplikasi yang tersedia. Mulai dari situlah perjuangan guru dimulai. Mereka harus memilih aplikasi apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka dan tentunya yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia pula. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat SOP pelaksanaannya Banyak sekali aplikasi yang tersedia di luar sana tapi yang banyak dipakai biasanya karena murah dan mudah bagi pengguna (friedly user). Aplikasi tersebut adalah Zoom, Edmodo dan Google classroom. Zoom dipergunakan pada saat guru harus menjelaskan satu konsep sehingga terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Setelah siswa paham guru mengajukan pertanyaan secara langs

Om Jay Bebagi Tentang Esei Tiga Alenia

Om Jay mengatakan ‘Menulis Itu Menyenangkan’. Terus terang awalnya saya sangat meragukan itu. Apalagi dengan kaidah tiga alenia yang semua guru sudah pelajari di bangku kuliah. Saya berpikir sejenak pada saat mendengarkan ocehan beliau. Sudahkah saya menerapkan 3 alenia dalam tulisan saya tersebut? ternyata tidak. Lalu kita sering meminta siswa untuk menulis esei. Ini tentunya tidak fair. Pada awal menulis, saya hanya fokus pada mengalirnya kata-kata yang keluar dari pikiran saya tanpa memperdulikan kaidah-kaidah penulisan. Akan tetapi setelah mendengar penjelasan yang singkat dan mendalam saya menyadari arti pentingnya pembukaan. Saya melihat pembukaan adalah pintu gerbang bagi pembaca untuk melihat lebih jauh tentang apa yang kita tulis. Dilanjutkan dengan isi tentang apa, dimana, kapan, kenapa, siapa dan bagaimana. Semua itu tak terpikirkan sama sekali oleh saya. Agar pembaca tidak mengambang memahami apa yang kita tulis ternyata kita harus menutup dengan satu kesimpulan yang m

COVID 19: Orang Tua Menjadi Guru

Sudah hampir dua bulan kami dan rekan-rekan guru mengajar siswa-siswa kami dari rumah. Tidak sedikit sindiran dan cemoohan dari orang tua murid dan masyarakt umum yang ditujukan kepada kami sebagai pendidik. Ada yang mengatakan kami makan ‘gaji buta’, ada yang mengatakan kami cuma bisanya memberikan tugas dan banyak lagi yang lainnya. Pada dasarnya dunia ini cukup adil karena banyak juga masyarakat umum yang mendukung kami, menghargai usaha kami dan menyemangati kami. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas di sini. Mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari situasi seperti ini. Saat ini banyak sekali orang tua yang juga bekerja dari rumah dan ini sudah merupakan satu keharusan bagi banyak perusahaan. Orang tua di rumah, anak-anak di rumah. Bukan kah itu sesuatu yang cukup indah. Anak-anak belajar dari rumah didampingi oleh orang tua mereka. Anak-anak merasa diperhatikan oleh orang tua mereka. Mereka menjadi lebih cinta keluarga mereka. Dalam keadaan normal hampir tidak

SISA

Banyak sekali dari kita ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di kelas extensi baik itu kelas malam ataupun kelas hari Sabtu. Mereka menginvestasikan waktu dan uang yang cukup banyak demi meningkatkan karir melalui jenjang pendidikan. Selain dari itu  mereka juga menginvestasikan tenaga dan pikiran mereka dalam rangka menyelesaikannya. Bagaimana dengan yang sudah berkeluarga? Tentunya mereka mengorbankan waktu mereka yang sangat berharaga. Bersama keluarga adalah investasi yang sangat penting juga buat orang tua. Lalu apa maksudanya SISA? Mahasiswa ku yang mengambil kelas malam dan sangat saya banggakan, tidakkah kalian sadari bahwa energi yang kalian bawa ke dalam ruangan belajar ini adalah sisa-sisa energi kalian. Kalian sudah bekerja keras di siang hari dan kalian masih menyisakan energi untuk bisa belajar di malam hari. Kadang kalian menguap, kadang kalian tertidur dan yang paling sering kalian menatap saya seperti memperhatikan apa yang saya sampaika

KEKUATAN SEBUAH IMPIAN

Pada tahun 1987 saya lulus SMA dan tidak lulus SNPTN ke UI. Saya memutuskan untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris di sebuah kursus kecil di Depok. Setelah tiga bulan mengikuti kursus malah diminta untuk membantu mengajar di kursus tersebut hingga akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Bahasa Inggris di Sebuah Akademi Bahasa Asing di Jakarta. Singkat cerita akhirnya saya mengajar di sebuah institusi ternama di Jakarta setelah mengikuti Pelatihan pengajaran Bahasa Inggris dan ternyata saya sangat menikmati dunia Pendidikan. Banyak hal yang membuat dunia pendidikan ini sangat menarik salah satunya kemampuan komunikasi saya meningkat bersamaan dengan ‘impian’ saya unruk menjadi Dosen padahal saya hanya lulusan D3. Impian tersebut seakan meredup setelah saya menikah dan dikaruniani dua orang anak. Cahaya impian itu hanya kecil tapi sering kali timbul dalam pikiran saya yang masih haus akan ilmu dan pendidikan. Karena seringnya hadir dalam pikiran saya, akhirnya cahaya