POLIGAMI
Sudah menjadi kewajiban bagi
ummat Islam untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan
tuntunan hidup yang lengkap untuk kita dalam menjalani kehidupan ini. Sampai
hal-hal terkecil, seperti adab ke toilet, bolehkah kita berbicara di dalam
toilet dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi yang sering kita lihat dan
tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah ‘poligami’. Banyak kaum laki-laki
ummat islam selalu mengatakan ‘sunnah Rasul’. Ya benar, memang Agama Islam
mengizinkan kaum Adam untuk memiliki istri maksimal empat. Tapi mereka harus
memenuhi syarat-syarat yang diminta. Mampukah kaum Adam? Selalu jawabannya
MAMPU.
Beberapa waktu yang lalu saya
menyaksikan acara di televisi, ada seorang laki-laki memiliki tiga orang istri
dan mereka rukun-rukun saja. Banyak juga dari laki-laki lain yang berkomentar
‘beruntung sekali laki-laki tersebut’ atau ‘andaikan istriku mengizinkan aku
untuk memiliki istri satu lagi’. Banyak kaum Adam yang ingin memiliki istri
lebih dari satu dengan seribu satu alasan. Ada yang ingin memiliki keturunan,
menghindari zina, hasratnya yang begitu besar, jumlah antara laki-laki dan
perempuan yang tidak seimbang bahkan sampai ada yang mengatakan mengikuti
sunnah Rasul seperti yang saya sebutkan di atas.
Memang sudah menjadi sifat bawaan
sebagian besar laki-laki yang ingin menguasai wanita dan tidak akan puas dengan
memiliki satu istri. Bahkan sampai ada seorang Syekh yang mengatakan kepada seorang
suami yang meminta nasihat kepadanya, “Sekalipun kamu telah menikahi seluruh perempuan yang ada di
dunia ini, pasti anjing yang berkeliaran di jalanan itu lebih cantik dalam
pandanganmu daripada istri-istrimu.”
Ya, banyak orang selalu memberi
alasan sunnah rasul. Siapa umat Islam yang ada diatas muka bumi ini yang tidak
mencintai Nabi Muhammad. Siapa yang tidak ingin mengikuti perbuatan beliau yang
mulia? Bahkan sampai hal sekecil pun kita selalu mengikuti tuntunan beliau.
Memang beliau memiliki istri lebih dari satu. Tapi itu kapan? Sepanjang
hidupnya? Tentu tidak.
Nabi Muhammad SAW menikahi
Khadijah yang berusia 40 tahun pada saat beliau berusia 25 tahun. Beliau sangat
mencintai istrinya yang telah mengorbankan hartanya untuk Agama Islam. Tidak ada wanita lain di sisi Nabi Muhammad
SAW selama beliau bersama Khadijah binti Khuwalid. Barulah setelah Khadijah
binti Khuwalid istri pertama Nabi Muhammad SAW meninggal pada hari 11 bulan Ramadhan, di usia 65 tahun
dan Nabi Muhammad SAW berusia sekitar 50 tahun beliau menikah. Pada akhirnya beliau
memiliki istri lebih dari satu dengan alasan yang berbeda-beda pada saat
beliau menikahi para wanita tersebut. Tapi cinta beliau masih tetap untuk istri
pertamanya.
Intinya adalah mencintai istri
pertama kita, melindunginya, menafkahkan
karena Allah juga merupakan sunnah beliau karena Nabi Muhammad juga
melakukan itu kepada Khadijah. Tidak ada alasan untuk menduakan istri pertama
kita apabila dia memberikan kita keturunan, mampu melayani kita sebesar apapun
hasrat kita. Poligami itu pilihan, sunnah mana yang kita akan tunaikan. Membahagiakan
istri adalah kewajiban karena Allah SWT.
Sebelum menutup mari kita
lihat definisi sunnah: sesuatu yang merupakan perkataan, perbuatan dan taqrir
(penetapan) Rasulullah SAW dan
sunnah bisa bermakna:
1. Hal yang dilakukan Nabi dan itu tidak ada konsekuensi hukumnya.
2. Perintah yang ada konsekuensi
hukumnya.
Mencintai istri pertama kita
sampai akhir hayatnya merupakan manifestasi yang nomer 1.
Memang surga istri ada di ridho suami tapi kita
juga harus tahu apabila istri menangis karena disakiti, rezekipun berkurang.Saya hanya butuh satu alasan untuk mendampingi dan membahagiakanya.
Mr, Sai
Super sekali
BalasHapusmantap
BalasHapusSaya ngga punya pengalaman poligami. Dibesarkan oleh ayah yg sangat mencintai istrinya. Rasanya aneh kalau mislnya ayah sedang bersama istri yg lain, kita tanya: ayah mana? Oh lg dgn mama itu. Dàri kecil nantinya pembelajarannya adalah mendua. Anak akan terpapar faham itu. Tidak ada bersetia pada pasangan. Sy sendiri memilih laki2 yg total hatinya ke saya, untuk bisa membangun masa depan yg dicita citakan. Pasti ada rasa cemburu. Jadi jgn menjadikan sunah nabi sbg tameng.
BalasHapus