PERUBAHAN

I’moving through some changes
I’ll never be the same
(YES)

Tak ada yang abadi di atas muka bumi ini. Segala sesuatu mengalami perubahan, termasuk manusia. Perubahan tidak mengenal ras, status ataupun agama. Sebagai manusia kita harus selalu mampu menghadapi perubahan yang terjadi pada kita atau pada lingkungan kita. Sebagian besar dari kita sudah mengalami  beberapa phase perubahan, paling tidak yang sangat sederhana saja yaitu; Perubahan lingkungan sekolah dari SD ke SMP dan seterusnya. Perubahan status dari lajang menjadi menikah dan seterusnya. Pada awalnya memang berat akan tetapi seiring dengan waktu kita mampu menghadapi semua itu asalkan kita yakin bahwa Allah selalu bersama kita orang-orang yang sabar.

Pada awal lahirnya ojek on-line, begitu banyak banyak para tukang ojek konvensional yang menentang kehadiran ojek on-line ini. Apakah mereka berhasil? Lihat saja apa yang terjadi saat ini. Dimana-mana kita lihat ojek on-line lalu lalang di sekitar kita. Bagaimana dengan ojek konvensional? Mereka hampir punah. Ya, adakalanya kita harus berdamai dengan perubahan ini. Jangan berusaha untuk menentang atau membendungnya bisa-bisa kita yang akan jadi korban terbawa hanyut bendungan kita sendiri.

Nokia yang merupakan perusahaan komunikasi besar pada saat itu, jatuh. Apakah mereka melakukan kesalahan? Tidak. Dunia berubah begitu cepat. Nokia terlena dengan presatsi yang mereka telah capai dan terlena dengan semua kelebihan yang mereka miliki sehingga mereka abai dan tidak waspada sampai akhirnya diakuisisi oleh Microsoft.

Heracletos (540 – 480 SM) seorang filsuf Yunani kuno mengatakann “Nothing endures but change” – tidah ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan itu mutlak. Kita tidak bisa mencegah datangnya perubahan. Kita harus selalu menerima datangnya perubahan.

Lalu bagaimana dengan saat ini?

Ya, pandemik Covid 19 ini telah memporak-porandakan banyak tatanan kehidupan masyarakat di dunia. Hampir tidak ada negara yang tidak terkena imbasnya. Sebagian besar bisnis ada yang masih berjalan walaupun tersendat, ada yang lumpuh dan menunggu untuk bangkit kembali. Ada pula yang tutup sementara dan ada pula yang tutup selamanya.
Tidak terkecuali dengan pendidikan. Banyak sekolah-sekolah kecil yang mati suri karena tidak mampu lagi membayar gaji gurunya. Ini sebagian besar dikarenakan mereka masih menggunakan sistem konvensional dalam menerima bayaran dari orang tua siswa. Pada saat siswa datang ke sekolah, mereka membawa uang titipan dari orang tua untuk bayaran. Pada masa pandemik ini banyak orang yang tidak mau keluar rumah atau pergi ke sekolah hanya untuk membayar iuran sekolah. Mereka bukannya tidak mau bayar tapi mereka takut keluar rumah. Selain itu ada masalah ekonomi yang mereka harus dahulukan. Bagi sekolah yang sudah menggunakan jasa perbankan on-line, orang tua hanya tinggal transfer dengan jasa layanan on-line. Sekolah ini masih bisa terselamatkan. Lalu bagaimana dengan sekolah yang pertama? Ya, mereka harus melakukan perubahan secepatnya karena tidak ada yang tahu kapan kondisi ini akan berakhir.

Apakah masalah selesai?

Tidak. Siapa yang bisa memprediksi bahwa pandemik ini akan berakhir secepatnya. Agar mereka mampu bertahan, sekolah harus mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan pembelajaran daring. Membekali guru dengan berbagai macam pengetahuan bagaimana menyampaikan materi secara virtual. Mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunaknya. Biaya yang dibutuhkan cukup besar. Tidak siap? Tentunya akan tereliminasi dengan sendirinya.

Bagaimana dengan siswa-siswi, apakah mereka siap?

Siap atau tidak proses pendidikan tidak boleh terhenti. Tongkat estafet kepemimpinan harus diberikan kepada generasi penerus. Tidak boleh ada celah/kekosongan. Di sini hukum rimbapun akhirnya terjadi. Anak-anak yang suka membaca, observasi dan eksplorasi akan mampu bertahan dengan pelajaran sitem daring ini. Ada pula anak-anak senang mengembangkan minat dan bakatnya pada masa ini sehingga talenta mereka tumbuh dengan baik. Sedangkan mereka yang hanya menunggu hingga masa ini berakhir akan ketinggalan jauh.

Akan samakah KBM biasa dengan KBM virtual?

Sangat berbeda. Banyak dari kita yang tidak mampu untuk menggunakan laptop lebih dari 4 jam. Anda bisa mencobanya sendiri dengan menggunakan ZOOM atau Google meet selama 2 jam saja. Kita lihat apa yang anda rasakan. Lelahnya melebihi KBM 2 hari. Ini pengalaman pribadi saya saja. Apakah para siswa-siswi bisa fokus terus duduk di depan laptop? Mungkin ya tapi mereka melihat hal lain yang ada di internet.

Apa yang akan terjadi pada saat tahun ajaran baru dimulai dan siswa harus hadir di sekolah?

Kita akan melihat banyak sekali perubahan di sekolah. Pertama tidak ada lagi cium tangan di sekolah baik siswa maupun guru akan memakai masker atau faceshield ke sekolah. Ke dua di beberapa sekolah kita akan melihat bilik disinfektan. Ke tiga suhu tubuh semua orang yang akan memasuki gedung sekolah akan selalu dicek. Ke empat sekolah harus menyediakan tempat cuci tangan di beberapa tempat di lingkungan sekolah agar siswa dapat mencuci tangan kapan saja. Ke lima tidak akan ada lagi kerja kelompok di kelas dan dirumah (kecuali kita bisa membuatnya aman). Siswa-siswi tidak akan bergerombol di sudut-sudut sekolah atau di kantin. Kantin di sekolah kami tutup. Bisakah anda tambahkan lagi menurut pengalaman anda?

Siapkah kita menghadapi ini semua?

Harus siap. Kita sebagai manusia diberikan otak untuk berpikir dalam menjalani hidup ini dan beradaptasi dalam berbagai macam perubahan. Manusia tersebar di atas muka bumi ini di tempat yang berbeda-beda dan memiliki iklim yang berbeda pula. Dari iklim yang biasa-biasa saja sampai yang ekstrim. Dari zaman bantu hingga saat ini. Mereka mampu bertahan hidup.

Lalu bagaimana kalau tahun ajaran baru mulai Januari 2021?

Sekolah swasta akan mati suri bahkan ada yang mati beneran apabila tahun ajaran tidak dimulai Agustus 2020. Bagaimana mereka membiayai operasional sekolah? Walaupun tidak ada siswa, ada banyak hal yang harus dibayar oleh pihak yayasan seperti; petugas keamanan dan kebersihan sekolah, listrik, air dan guru-guru yang harus dipertahankan. Bila sekolah memberhentikan guru-guru mereka, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan lagi pada saat tahun ajaran baru mulai untuk merekrut tenaga baru? Kita harus tetap jalan dengan menerapkan KBM daring. Lalu mata pelajaran yang bisa kita terapkan adalah yang berhubungan dengan Kita pendidikan karakter, bahasa Inggris percakapan dan ketrampilan-ketrampilan lain seperti menulis di Blog dll. Pengelompokan siswa berdasarkan minat dan bakat. Sedangkan bahasa Inggris berdasarkan tingkatan kemampuan. Ada beberapa sekolah yang menambahkan dengan bahasa asing lainnya seperti; Bahasa Arab, Bahasa Perancis, Bahasa Mandarin atau Bahasa Jerman. The show must go on.

Guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi akan tetapi guru yang tidak bisa teknologi akan tersingkirkan dengan sendirinya.

Saat ini banyak sekali perusahaan yang merumahkan para pegawainya tanpa memberikan tunjangan karena mereka memang sudah tidak mampu lagi membayar gaji para pegawainya. Ada pula yang memotong gaji pegawainya hingga 50% agar perusahaan tetap berjalan selama masa pandemik ini. Banyak orang yang menerima keadaan ini dengan ikhlas dan mengencangkan ikat pinggang mereka. Mereka masih mensyukuri rejeki yang masih mereka bisa terima dan bertahan dengan itu semua. Perubahan ini membuat kita lebih irit dan tidak konsumtif.

Bagaimana bagi mereka yang memiliki cicilan ini dan itu?

Banyak sekali dari kita yang memenuhi kebutuhan sekunder dengan membeli sesuatu secara kredit. Pada saat mereka dirumahkan atau gajinya dipotong mereka menjadi shock. Bagi mereka yang bertawakal mereka bersabar. Tapi tidak sedikit yang rumah tangganya goyang. Gaya hidup kadang perlu asalkan tidak berlebihan. Banyak masyarakat kita yang seharusnya hanya memiliki motor dengan gaji sekian tapi membeli mobil dan nyicil pula. Apa yang terjadi dengan mereka dengan kondisi saat ini? Yang pasti kalang kabut. Mereka biasanya juga memiliki cicilan KPR. Lalu bagaimana dengan bayaran sekolah anak mereka? Dari sinilah  akhirnya ada yang minta potongan bayaran sekolah sampai ada yang menyalahkan sekolah. Kenapa dalam kondisi seperti ini sekolah masih menagih Uang sekolah. Mereka tidak berpikir kalau sekolah juga harus membayar gaji guru yang sudah bersusah payah mempersiapkan bahan ajar HBL untuk anak-anak mereka.

Bagi orang-orang yang biasa bekerja di kantor dan saat ini harus bekerja di rumah menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua orang bisa tapi setiap orang bisa berusaha untuk beradaptasi. Bagi mereka yang memiliki kesempatan bisa bekerja di rumah janganlah mengumpat orang-orang yang memang harus bekerja di luar. Begitu pula sebaliknya. Saling menghormati dan menghargai profesi kita masing-masing. Setiap orang ingin memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang dicintai. Banyak sekali orang yang tidak siap mengalami perubahan sehingga mereka stress dan menjadi gila bahkan ada yang bunuh diri.

Apakah kita siap atau tidak, perubahan akan selalu terjadi di dalam hidup kita. Kita harus waspada dengan sumber penghasilan kita. Kita harus waspada dengan pengeluaran kita terutama yang menyangkut dengan gaya hidup. Belilah yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Terlalu banyak hutang akan menjerat leher kita pada saat-saat yang tidak pernah kita duga, usahakan selalu menabung, sekecil apapun itu. Orang sana bilang ‘saving for the rainy days’.

Mr. Sai

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UNTUK MU SISWA SISWI KU

Sosialisasi Kurikulum

MENULIS UNTUK KEPENTINGAN MENULIS ITU SENDIRI